Kita membutuhkan covenant dan isi cawan karena 2 hal ini membuat kita bisa menerima segalanya.
》PERJANJIAN GUNUNG BATU
Matius 16 : 18
“Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”
Ada Yesus gunung batu, ada Petrus gunung batu kecil dan saat itu bergabung, maka ada suatu energi ekspansif dan disitulah semuanya (pelayanan, bisnis, dll) dalam hidup kita berkembang sampai alam maut tidak bisa mengalahkannya.
Tuhan adalah gunung batu, tetapi kita harus mau melewati proses untuk menjadi gunung batu kecil, bersatu sampai itu mengeluarkan energi dan mengalahkan semua alam maut.
》3 SYARAT MENERIMA PERJANJIAN
1. Matius 16 : 15-17
“Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.”
Dalam hidup ini kita harus memberi pertanggung jawaban saat ada masalah, saat ada tugas dan kita harus menjawab saat ditanya kepada pemimpin dan biarlah jawaban kita bukan dari kita tetapi dari Tuhan. Maka dari itu kita harus selalu tanya Tuhan karena jawaban dari Tuhan membuat kita menerima semua akses dan berkat bahkan semua gudang bisa terbuka.
2. JANGAN MENGGUNAKAN CARA PIKIR MANUSIA
Matius 16 : 21-23
“Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Jika kita berfikir dengan cara pikiran manusia dan bukan pikiran Tuhan, kita hanya akan menjadi batu sandungan. Sedangkan batu sandungan adalah kerikil dan bukan petra. Setidaknya kita adalah bukit batu atau gunung batu kecil dan bukan kerikil.
Jika kita berfikir dengan cara manusia, saat kita disakiti, dididik kita akan merasa bahwa kita tertolak, dll. Tetapi jika kita menggunakan cara pikir Allah, kita akan berfikir bahwa itu akan menjadi sebuah kesempatan kita untuk bayar harga, itu adalah kesempatan kita untuk diupgrade dan bukan menjadi penderitaan.
Seringkali tawaran Tuhan adalah hal2 yang kita tidak suka, bahkan kita lebih menyukai tawaran dari iblis. Tapi saat kita sudah mulai dewasa rohani, kita harus menentukan pilihan kita karena Tuhan mau kita melakukan semuanya bukan karena paksaan tetapi karena cinta.